4 Tahap Cara Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


Berkaitan dengan cara mencegah penyakit jantung koroner, disinyalir bahwa dengan terjadinya perubahan pola struktur masyarakat dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju negara industri telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi makanan dan berkurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), Stroke, Hipertensi, dan Kanker.

Indonesia merupakan negara berkembang yang berpotensi mengalami peningkatan kasus penyakit jantung koroner. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, diperkirakan prevalensi penyakit jantung koroner nasional dengan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 0 ,5% . Selain itu diketahui proporsi aktivitas fisik yang mencukupi hanya sebesar 73,9% (Kemenkes RI, 2013). Maka terdapat sekitar 26,1% penduduk yang kurang ber aktivitas fisik sehingga berisiko mengalami PJK. Terlebih lagi terdapat 22 provinsi dengan proporsi aktivitas fisik kurang berada di atas rata-rata Indonesia (Kemenkes RI, 2013). Riskesdas merupakan penelitian survei komunitas dengan skala nasional dengan pengukuran penyakit tidak menular serta perilaku individu yang mempengaruhinya.


Baca pula: 11 Faktor Risiko Penyebab Penyakit Jantung Koroner

4 Tahap Cara Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu bentuk dari penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah) yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Untuk itu perlu ada upaya atau tindakan untuk mencegah agar dapat terhindar dari jenis penyakit ini. Para ahli kesehatan membaginya dalam empat cara mencegah penyakit jantung koroner yang masing-masing dapat diuraikan berikut ini.

A. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK. Tujuannya adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit. Sasaran dari pencegahan ini adalah masyarakat yang sehat secara umum. Upaya ini terutama ditujukan kepada masalah PTM. Upaya primordial PJK dapat berupa pendidikan kesehatan, peraturan-peraturan atau kebijakan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan impor ekspor, dan pencegahan kompherensip rokok atau peringatan pemerintah pada iklan rokok (Bustan, 2002).

B. Pencegahan Primer

Ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya PJK baru (new onset Coronary Heart Disease) dengan cara mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor risiko melalui pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok risiko tinggi. Pencegahan primer ditujukan kepada pencegahan berkembangnya proses atherosklerosis secara dini. Dengan demikian sasarannya adalah kelompok usia muda (Bustan, 2000). Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan primer terhadap Penyakit Jantung Koroner antara lain:

1. Berhenti merokok

Menghentikan kebiasan merokok merupakan hal yang paling sukar dilakukan, diperlukan motivasi dan kesadaran yang sangat kuat dari diri siperokok maupun lingkungannya. Berhenti merokok adalah alternatif terbaik untuk kesehatan seperti pencegahan Penyakit Jantung Koroner (MC Gowan, M.P., dkk, 2001).

2. Olah raga

Dengan olah raga secara teratur dan sedini mungkin, berarti mencegah terjadinya atherosklerosis lebih lanjut yang senantiasa akan menjadi Penyakit Jantung Koroner. Olah raga dapat membukakan saluran pembuluh darah baru disekitar pembuluh darah yang tersumbat sehingga darah mengalir dengan lancar kembali (Tara dan Soetrisno, 2003)

3. Kontrol berat badan

Mengatur pola makan dengan baik agar tidak menjadi kegemukan. Hindari makan makanan yang mengandung lemak jenuh (Irawan, M, dkk., 1998).

4. Mengontrol tekanan darah

Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk mengetahui dan mengenal tekanan darah sendiri. Apabila tinggi, kontrol dan perlu berobat secara teratur (Yatim, 2000).

5. Mengontrol kolesterol darah

Dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis makanan yang kaya akan kolesterol kemudian mengurangi konsumsinya (Soeharto, 2004).

C. Pencegahan Sekunder

Cara mencegah penyakit jantung koroner pada tahap pencegahan sekunder ini yakni upaya mencegah keadaan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau menjadi lebih berat. Disini diperlukan perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah menderita PJK. Pencegahan ini ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.

Pedoman untuk pencegahan serangan jantung dankematian pada penderita PJK hampir sama dengan pencegahan primer yaitu ditujukan untuk meminimalkan faktor risiko PJK, selain itu dilakukan intervensi dengan obat-obatan maupun dengan pembedahan atau operasi (Davidson, 2003) sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Intervensi dengan obat-obatan

(i). Aspirin

Obat yang paling banyak diberikan, tujuannya adalah mengencerkan darah agar tidak cepat membeku.

(ii). Beta-Blocker

Obat yang menghambat kerja adrenalin agar tidak meresap ke dalam jantung dan pembuluh darah, untuk mengurangi risiko terulangnya serangan jantung sehingga mampu menurunkan angka kematian.

(iii). Penghambat ACE

ACE (Angiotensin Converting Enzyme) adalah suatu enzim yang meningkatkan jumlah angiotensin dalam darah. Angiotensin membuatpembuluh darah berkerut hingga tubuh dapat menahan garam dan air lebih banyak daripada yang normal. Dengan menurunkan tingkat angiotensin, penghambat ACE berhasil menurunkan jumlah penderita serangan jantung dan kegagalan jantung.

(iv). Statin

Obat yang berfungsi untuk menurunkan jumlah kolesterol yang dibuat dalam tubuh khususnya di hati, dan membantu agar pembuluh nadi tidak menyempit kembali.

(v). GTN

Obat ini digunakan bila penderita merasa nyeri di dada, bentuk obat ada yang berupa spray untuk disemprot atau bentuk tablet. Obat ini sering diberikan pada penderita PJK yang baru keluar dari rumah sakit.

b. Pembedahan (operasi)

(i). Angioplasti

Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus, kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh membuka.

(ii). Bypass

Pembedahan bypass yaitu melakukan bypass terhadap penyumbatan di arteri koronaria dan menggantikannya dengan pembuluh darah yang diambil daridinding dada atau kaki dengan menghentikan kerja jantung dan menggantikannya dengan mesin jantung-paru saat operasi jantung dilakukan.

D. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadi komplikasi yang lebih berat atau kematian. Pencegahan dalam tingkatan ini bisa berupa rehabilitasi jantung. Program rehabilitasi jantung terutama ditujukan kepada penderita PJK, pernah mendapat serangan jantung atau pasca operasi jantung. Kecemasan dan kekuatiran sering timbul pada penderita PJK apalagi setelah serangan jantung mendadak. Hidup dilewati dengan rasa ketakutan karena segala sesuatunya harus dikontrol dan dibatasi.

Melalui program rehabilitasi penderita PJK memulai hidup baru untuk mencapai keadaan kesehatan yang optimal, kemudian mempertahankannya terus-menerus. Rehabilitasi mencakup kegiatan fisik, mental dan sosial ((Tara dan Soetrisno, 2003).

Demikian uraian sejumlah tindakan atau cara mencegah penyakit jantung koroner yang dapat kami share kepada para pembaca. Materi di atas kami rangkum dari beberapa referensi yang relevan yakni:

  • Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta.
  • Grey, H H., dkk., 2003. Lecture Notes Kardiologi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
  • Soeharto, I, 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Penebit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • Bustan , MN., 2002. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
  • MC Gowan, M.P., dkk, 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
  • Tara, E, dan Soetrisno E, 2003. Buku Pintar Terapi Alami Jantung. Penerbit Intimedia Ladang Pustaka, Jakarta.
  • Irawan, M, dkk., 1998. Waspadai Ancaman Stroke dan Jantung Koroner. Penerbit Carya Remadja, Bandung.
  • Yatim, F, 2000. Waspadai Jantung Koroner Stroke Meninggal Mendadak Atasi dengan Pola Hidup Sehat. Penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta.
  • Davidson, C, 2003. Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.